Selasa, 04 Februari 2014

Alun-Alun Kota Cianjur Punya Tempat Gudang Ilmu



Ditengah hiruk pikuk dan kemacetan pusat kota Cianjur ternyata masih terdapat tempat yang asri dan sejuk. Selain itu, di depan Masjid Agung lebih tepatnya di tengah-tengah Alun-Alun Kota terdapat satu bangunan yang berbentuk lingkaran besar. Tempat itu merupakan Taman Bacaan yang baru saja diresmikan pada 4 Desember 2013 lalu oleh Bupati Cianjur yakni Drs. Tjetjep Muchtar Soleh.
Ide didirikan tempat ini adalah agar anak muda dapat lebih kreatif lagi. Dan juga memanfaatkan lahan yang telah disediakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penjelasan dari salah satu petugasnya yaitu Ririn Saprina, “kita bikin ini supaya anak muda yang datang ga cuma nongkrong saja tapi bisa juga membuka wawasan,” ujarnya.
Taman Bacaan ini memiliki 11 meja dan 11 kursi untuk para pembaca yang disediakan diluar gedung, dan terdiri dari beberapa tiang berwarna coklat untuk penyangga bangunan. Selain itu, bangunan yang berwarna hijau ini juga memiliki 9 rak lemari.
Ketika membaca buku sesekali akan terdengar suara orang yang sedang membangun rumah, juga bunyi  tin…tin… dari klakson kendaraan. Dibawah bentangan langit biru yang luas, dan indahnya awan juga pancaran sinar dari sang raja siang. Pembaca akan disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah, sambil duduk mereka dapat melihat banyak pohon palem, tanaman hias,capung dan kupu-kupu yang sedang berlalu lalang yang dapat menyegarkan mata. Selain itu, mereka juga dapat menikmati indahnya sunset ditempat ini.
            Buku yang ada merupakan sumbangan dari pihak mesjid, masyarakat juga pemerindah daerah, yang terdiri dari 90% tentang Agama Islam seperti tasawuf, fiqih, sejarah islam, biografi, keislaman, fiksi, dan novel remaja islami. Dan 10 % terdiri dari buku-buku umum, seperti ekonomi, kesehatan, buku anak, buku pelajaran, bisnis, politik, sastra sunda dan lain sebagainya. Buku-buku tersebut hanya dapat dibaca disekitaran taman dan tidak dapat dibawa pulang. Hal ini diperjelas oleh Ririn, “kalau ada yang ketauan bawa pulang bukunya maka kita laporkan ke pihak masjid karena kan taman ini tanggung jawab masjid,”  ucapnya sambil merapikan buku.

         
Taman Bacaan yang ada di kota yang terkenal dengan beras pandan wanginya merupakan satu-satunya yang menjadi gudang ilmu di tengah alun-alun. Meskipun demikian, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui akan hal ini. Namun, pihak pengurus serta penanggungjawab terus berusaha untuk menyebarkan akan adanya tempat ini. Salah satunya melalui undangan yang disebar kepada 200 kepala sekolah di Kabupaten Cianjur, juga memasang pamplet.
Pendirian tempat ini disambut hangat masyarakat setempat, hal ini dikarenakan letak yang strategis, banyaknya tanaman, hawa yang sejuk yang dapat membuat para pengunjung merasa nyaman untuk membaca dan beristirahat. Fatimah Nisa (19) mahasiswi Universitas Suryakencana Fakultas Pendidikan Agama Islam mengungkapkan kekagumannya akan hal ini, “tempatnya keren, bukunya bagus dan berkualitas, deket sama mesjid, terutama kalau mau jajan tinggal jalan dikit hehehe,” ungkap orang yang berhijab biru itu sambil tersenyum.
Tempat yang dijaga oleh 4 orang tersebut tidak pernah sepi, setiap harinya selalu ramai dan pengunjung terus bertambah. Tercatat sebanyak 2000 orang yang datang sampai saat ini. Hal ini dipaparkan oleh Ririn, “untuk orang dewasa 60%, anak-anak 40%, dan jumlah yang mampir itu banyak sekali,” paparnya saat ditemui di ruang peminjaman.
Untuk menikmati segala fasilitas yang telah tersedia, pengunjung harus melakukan beberapa prosedur yang telah ditentukan. Namun, tingkat pelanggaran masih tetap terjadi untuk saat ini. Hal ini diakibatkan peminjam tidak membaca peraturan yang tertera, “biar ga ada lagi kasus yang sama, peminjam harus menitipkan barang dan KTP, lalu mengisi nama di agenda dan tentunya mereka akan tetap kami pantau,” ucap Ririn.
Meskipun telah disedikan tempat duduk diluar, namun untuk pembaca dari kalangan SD maka dibedakan. Mereka bisa membaca di dalam ruangan yang telah disediakan, yang dipenuhi dengan buku-buku anak. Ririn pun mengutarakan harapan kedepannya untuk Taman Bacaan ini, “saya harap tempat ini akan dikenal oleh banyak orang terutama diluar Cianjur sebagai acuan untuk kota lainnya membuat seperti ini juga,” jelasnya mengakhiri wawancara.

Sama seperti Ririn, salah satu karyawan yang bekerja di Notaris Cianjur, Risma Marlina (19) berpendapat hal yang sama untuk Taman Bacaan ini. Dia berharap agar kota-kota lainnya khususnya yang berada di Jawa Barat dapat membuka gudang ilmu di tengah Alun-Alun kota, “saya harap di kota lain juga bias kaya gini, jadi memanfaatkan fasilitas yang ada kan saying kalau Alun-Alun Cuma dipake buat nongkrong aja,’ ujarnya sambil membuka buka pinjamannya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

MIRAJ mengatakan...

selamat. hebat. bermanfaat. :)

Posting Komentar

 
Copyright © Inside