Ditengah
hiruk pikuk dan kemacetan pusat kota Cianjur ternyata masih terdapat tempat
yang asri dan sejuk. Selain itu, di depan Masjid Agung lebih tepatnya di
tengah-tengah Alun-Alun Kota terdapat satu bangunan yang berbentuk lingkaran
besar. Tempat itu merupakan Taman Bacaan yang baru saja diresmikan pada 4
Desember 2013 lalu oleh Bupati Cianjur yakni Drs. Tjetjep Muchtar Soleh.
Ide
didirikan tempat ini adalah agar anak muda dapat lebih kreatif lagi. Dan juga
memanfaatkan lahan yang telah disediakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
penjelasan dari salah satu petugasnya yaitu Ririn Saprina, “kita bikin ini
supaya anak muda yang datang ga cuma nongkrong saja tapi bisa juga membuka
wawasan,” ujarnya.
Taman
Bacaan ini memiliki 11 meja dan 11 kursi untuk para pembaca yang disediakan
diluar gedung, dan terdiri dari beberapa tiang berwarna coklat untuk penyangga
bangunan. Selain itu, bangunan yang berwarna hijau ini juga memiliki 9 rak
lemari.
Ketika
membaca buku sesekali akan terdengar suara orang yang sedang membangun rumah,
juga bunyi tin…tin… dari klakson
kendaraan. Dibawah bentangan langit biru yang luas, dan indahnya awan juga
pancaran sinar dari sang raja siang. Pembaca akan disuguhkan dengan pemandangan
yang sangat indah, sambil duduk mereka dapat melihat banyak pohon palem,
tanaman hias,capung dan kupu-kupu yang sedang berlalu lalang yang dapat
menyegarkan mata. Selain itu, mereka juga dapat menikmati indahnya sunset
ditempat ini.
Buku yang ada merupakan sumbangan dari pihak mesjid,
masyarakat juga pemerindah daerah, yang terdiri dari 90% tentang Agama Islam
seperti tasawuf, fiqih, sejarah islam, biografi, keislaman, fiksi, dan novel
remaja islami. Dan 10 % terdiri dari buku-buku umum, seperti ekonomi, kesehatan,
buku anak, buku pelajaran, bisnis, politik, sastra sunda dan lain sebagainya.
Buku-buku tersebut hanya dapat dibaca disekitaran taman dan tidak dapat dibawa
pulang. Hal ini diperjelas oleh Ririn, “kalau ada yang ketauan bawa pulang
bukunya maka kita laporkan ke pihak masjid karena kan taman ini tanggung jawab
masjid,” ucapnya sambil merapikan buku.
Pendirian
tempat ini disambut hangat masyarakat setempat, hal ini dikarenakan letak yang
strategis, banyaknya tanaman, hawa yang sejuk yang dapat membuat para pengunjung
merasa nyaman untuk membaca dan beristirahat. Fatimah Nisa (19) mahasiswi
Universitas Suryakencana Fakultas Pendidikan Agama Islam mengungkapkan
kekagumannya akan hal ini, “tempatnya keren, bukunya bagus dan berkualitas,
deket sama mesjid, terutama kalau mau jajan tinggal jalan dikit hehehe,” ungkap
orang yang berhijab biru itu sambil tersenyum.
Tempat
yang dijaga oleh 4 orang tersebut tidak pernah sepi, setiap harinya selalu
ramai dan pengunjung terus bertambah. Tercatat sebanyak 2000 orang yang datang
sampai saat ini. Hal ini dipaparkan oleh Ririn, “untuk orang dewasa 60%,
anak-anak 40%, dan jumlah yang mampir itu banyak sekali,” paparnya saat ditemui
di ruang peminjaman.
Untuk
menikmati segala fasilitas yang telah tersedia, pengunjung harus melakukan
beberapa prosedur yang telah ditentukan. Namun, tingkat pelanggaran masih tetap
terjadi untuk saat ini. Hal ini diakibatkan peminjam tidak membaca peraturan
yang tertera, “biar ga ada lagi kasus yang sama, peminjam harus menitipkan
barang dan KTP, lalu mengisi nama di agenda dan tentunya mereka akan tetap kami
pantau,” ucap Ririn.
Meskipun
telah disedikan tempat duduk diluar, namun untuk pembaca dari kalangan SD maka
dibedakan. Mereka bisa membaca di dalam ruangan yang telah disediakan, yang
dipenuhi dengan buku-buku anak. Ririn pun mengutarakan harapan kedepannya untuk
Taman Bacaan ini, “saya harap tempat ini akan dikenal oleh banyak orang
terutama diluar Cianjur sebagai acuan untuk kota lainnya membuat seperti ini
juga,” jelasnya mengakhiri wawancara.
Sama
seperti Ririn, salah satu karyawan yang bekerja di Notaris Cianjur, Risma
Marlina (19) berpendapat hal yang sama untuk Taman Bacaan ini. Dia berharap
agar kota-kota lainnya khususnya yang berada di Jawa Barat dapat membuka gudang
ilmu di tengah Alun-Alun kota, “saya harap di kota lain juga bias kaya gini,
jadi memanfaatkan fasilitas yang ada kan saying kalau Alun-Alun Cuma dipake
buat nongkrong aja,’ ujarnya sambil membuka buka pinjamannya.
1 komentar:
selamat. hebat. bermanfaat. :)
Posting Komentar